diarydiar

bahagiakan hati dengan berbagi

Galau pasti Berlalu

3 Komentar

gambar dari google

gambar dari google

Saya pernah dapet sms dari seorang teman,

Teman: “Akh Diar, saudara antm, Zam*** (sensor, sebut saja Mawar, 14 tahun, red), lg dpt shift galau kykny. Sumangga dihibur :)”

Saya: “Hoho.. Galau bergilir.. ^^”

Teman: “Iya kaan?”

Saya: “Kayak Syahrini..”

Teman: “Maksudnya?”

Saya: “’Iya kaan’, itu gaya Syahrini”

Temen: “Hedehh, ga ada contoh yang lebih sholehah? =.=’”

***

Ehm, jangan salah faham, di sini kita bukan mau membahas tentang Syahrini, terlalu sesuatu, kita hanya akan membahas tentang ‘galau’. Yup! Galau, sebuah kata yang tidak asing di telinga kita (KITA..???). Kejadian di atas adalah salah satu dari sekian banyak kegalauan yang melanda sekian banyak manusia di sekian pelosok dunia, sekian dan terima kasih! (halah). Disebut ‘shift galau’ atau ‘galau bergilir’, karena memang sebelumnya telah ada galauer-galauer (baca: galawerrr-galawerrr) yang baru sembuh. Galau itu seperti jelangkung: ‘datang tak dijemput, pulang tak diantar’. Dia bisa hinggap kepada siapapun, kapanpun dan di manapun.. Lol

 

Galau

Galau sebenarnya merupakan kata yang baku dalam bahasa Indonesia, arti sebenarnya silakan cari sendiri di KBBI. Ya, secara umum, artinya kurang lebih: bimbang, fikiran tak menentu, hati yang resah dan kalut karena sesuatu (sesuatu lagi..). Tapi sekarang istilah ini jadi terasa unik dan populer di kalangan remaja. Istilah-istilah semacam ini datang silih berganti dalam pergaulan. Seperti pernah juga populer kata-kata seperti: “Alhamdulillah yaah..”Sesuatu”, ”Secara gitu”, dan lain-lain. Ah, anak jaman sekarang emang aneh-aneh (Jaman sekarang? Berarti gue anak jadul dong!).

Oke pemirsa! KEMBALI KE GA..LAU..!! (gaya tukul). Entah siapa pencetusnya, tidak ada yang mendaftarkannya menjadi hak cipta. Padahal jika ada, mungkin bisa diadakan penobatan Bapak Galau Sedunia, atau Miss Galau. Atau, dia antara pembaca ada yang berminat? Kita adakan ‘Galau Idol’, gimana?

Anything, yang penting di bagian atas ini kita bisa tau: what the meaning of galau? OK..?!

Galau adalah Keniscayaan

Lebay banget sub judulnya, iya khaaannn?? (gaya Syahrini). Galau memang sebuah keniscayaan. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia memang berpotensi untuk galau. Seperti pepatah mengatakan ‘manusia itu tempatnya salah dan galau’, atau pepatah lain: ‘mati segan, galau tak mau’ (PLAK!).

Galau bisa terjadi dalam hal apapun, baik ideologis maupun pragmatis. Galau timbul jika ada keinginan kita yang tidak terpenuhi. Tepatnya, keinginan-keinginan manusiawi yang tidak terpenuhi. Adapun tentang ‘keinginan manusiawi’ ini, Allah ‘memakluminya’ dalam Al Qur’an:

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik.” (Ali Imran: 14)

Kelihatan, bukan? (bukaaaaaann). Biasanya galau itu memang timbul jika ‘rasa manusiawi’ di atas itu tidak terpenuhi. Atau, terpenuhi tapi kemudian gagal. Misal nih, kita ingin dapet cewek, tapi ceweknya ga ada yang mau (ga laku, kasian deh luh!). Atau, ingin punya anak, tapi mandul. Atau, ingin punya harta yang banyak, tapi malah miskin terus. Atau, sudah punya harta tapi ada yang ngerampok. Atau, punya motor bagus, terus rusak karena tabrakan. Atau, punya sawah dan ladang yang luas, tapi ludes karena banjir.

Nah! Sodara-sodari! Di langit dan di bumi!

Jika kita mengalami hal-hal di atas, minumlah obat penawarnya, jika sakit berlanjut, hubungi dokter! (Ups) Maksud GUE, jika mengalami hal di atas, di situlah titik titik kritis dan galau-pun mulai menyerang. Seperti pepatah mengatakan: “Tak ada galau yang tak retak.” Begitulah. Sedemikian mudah orang menjadi galau karena diputusin sama pacar, padahal punya pacar aja nggak (lho?!). Atau galau karena hartanya dicuri orang, padahal punya harta aja nggak (weh?!). Atau galau karena ga punya anak, padahal menikah aja belum (waduh?!). Atau galau karena sawah terkena banjir, padahal sawah itu punya orang lain (wataaa!!)

 

So..?! What Gitu Loch..!!

“So, solusinya gimana dong?! Biar ga galau terus..?!”

“Tenang, tenang, pemirsa! Semua dapat bagian, semua dapat tanda tangan..”

“Wooooo!!!” (#lempar sendal)

Jika galau sudah sedemikian akut dan mudah kambuh, maka kita harus segera mendapat solusi. Tidak bisa Cuma Senin, Rabu, atau Jum’at, tapi harus hari solusi (SELASA!). Hati-hati, jangan ngebut, di jalan banyak solusi tidur (POLISI!). Mau sambel bawang? Atau sambel solusi? (TERASI! Jauh kaleee!). Udah, jangan main plesetan terus. Ah, PLESETAN dengan omonganmu! (BUK! BUK!)

Solusi galau (yang ini serius), sebenarnya sudah tertera di ayat berikutnya dari surat Ali Imran tadi, baca di ayat 15 berikut ini ya:

“Katakanlah: ‘Inginkah Aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?.’ Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”

Luar biasa, bukan? (bukaaaaaann). Itulah tawaran dari Allah, sobat. Allah, Tuhan kita, menawarkan solusi untuk menghadapi kegalauan duniawi, yaitu: kita harus ber-TAQWA. Ingat ya, TAQWA, bukan orang boTAQ yang sering ketaWA (PLETAK!). Tapi ini taqwa, sebenar-benar taqwa. Penerjemahan paling mudah mengenai taqwa ini adalah menjalankan segala perintah Allah, dan menjauhi larangan-Nya. Jadi, hendaknya segala sesuatu yang kita lakukan harus senantiasa bersandar pada perintah dan larangan Allah, demi menggapai ridha Allah.

Adapun indikator taqwa dalam surat ini disebutkan di 2 ayat berikutnya (Al Baqarah: 16-17),

“(Yaitu) orang-orang yang berdoa: ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,’ (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun pada waktu sebelum fajar.”

Ingat, yang sering membuat hidup jadi terasa berat adalah ketika kita sering memikul batu seberat 5 ton! (ups), yang membuat hidup terasa berat adalah ketika kita cinta dunia dan melandaskan sesuatu bukan karena Allah. Jika kita ikhlas, hidup itu menjadi ringan. Diputusin pacar? Kenapa galau? Masih ada Allah, atau, bisa jadi itu cara Allah untuk menyelamatkan kita dari keburukan. Harta dicuri? Sawah habis? Kenapa galau? Toh semua dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Kita mesti ikhlas.

Berikutnya kita juga harus bersabar. Apa indikator sabar? Hal ini dijelaskan Allah dalam Al Baqarah ayat 155-157, yang juga menjelaskan bahwa segala sesuatu merupakan bagian dari cara Allah untuk menguji kita sebagai hamba:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’ (sesungguhnya kami dari Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Sebenarnya selain taqwa dan sabar, ayat-ayat yang saya kutipkan di atas mengandung banyak sekali hikmah dan pelajaran. Namun, di catatan ini cukup 2 hal itu dulu yang sedikit disinggung. Kalau semua dibahas nanti malah mata kita keburu pegel karena bacaannya terlalu banyak. Kasian kan kalo mata kita pegel? Soalnya belum ada pijat khusus buat mata. Ngebayanginnya aja ngeri, mata dipijet, dicolok-colok, dan dibalur balsem! Atau, matanya dikerok pake koin! (HUWAAAA!! ).

Yup, galau memang manusiawi, tapi beriman kepada Allah juga manusiawi. Ada 1000 alasan untuk galau, namun cukup 1 alasan untuk tetap bersabar. Ikhlas. Semua milik Allah, dan kepada-Nyalah semua kembali.

Seperti salah satu lagunya Rhoma Irama: “Galau lobang tutup lobang, pinjam uang bayar hutang” (GALI kaleee!!). Oh ya, maaf, maksud saya lagunya Chrisye: ”Galau pasti Berlalu.” (BADAI! #Lempar Lembing)

Penulis: Diar Rosdayana

Simple. Humble. Senang berteman.

3 thoughts on “Galau pasti Berlalu

  1. Renyah sekali d(^^,)b

  2. llika liku galau 😀

  3. lol 😀 keren tulisanya pak diar 😀

Tinggalkan Balasan ke anggun Batalkan balasan